Pameran seni rupa “Colors of Life” menghadirkan karya tiga seniman yang mengeksplorasi warna bukan sekadar elemen estetika, tetapi juga sebagai cerminan pengalaman hidup mereka. Warna, unsur visual yang sederhana namun mampu membangkitkan emosi, menjadi benang merah yang menghubungkan karya Arita Savitri, Djoko Sardjono, dan Rakhmat Supriyono. Pameran ini mengajak kita melihat warna dari dua perspektif: penggunaan warna dalam karya seni itu sendiri, dan bagaimana warna merefleksikan perjalanan hidup sang pencipta. Garis pembatas kedua perspektif ini begitu tipis, saling memengaruhi dan membentuk kesatuan yang utuh.
Arita Savitri memamerkan karya kirigami (seni lipat dan gunting kertas) dan lukisan. Kirigami dua dan tiga dimensinya merupakan ekspresi dari proses pelepasan ketegangan psikologis. Bentuk-bentuk abstrak yang awalnya tampak kaotik justru terwujud dalam pola-pola yang teratur, indah, dan kompleks. Motif floral, baik dalam kirigami maupun lukisan, merepresentasikan proses mekarnya keindahan dari ketegangan tersebut. Penggunaan cat makanan (food colors) mencoba meniru warna-warna alamiah. Selain tema alam, Arita juga menyentuh tema historis-religius, terlihat dalam lukisan candi dan wajah Yesus Kristus. Uniknya, pilihan warna juga dipengaruhi oleh musik yang ia dengarkan selama proses kreatif.
Djoko Sardjono, dengan ketertarikannya pada bangunan bersejarah Jawa, khususnya Yogyakarta, memilih pendekatan impresionisme dan teknik brush stroke. Ia menghadirkan kembali sejarah masa lalu dalam kanvas, sebuah upaya berani yang membutuhkan intuisi, imajinasi, emosi, serta pemahaman mendalam akan sejarah, arsitektur, dan nilai estetika. Dominasi warna cokelat, dipadukan dengan sentuhan hijau, merah, dan kuning, menciptakan kekuatan visual yang memikat. Goresan kuas yang ekspressif mampu menyampaikan bobot emosi dan narasi yang kuat.
Rakhmat Supriyono, terinspirasi oleh “gerakan,” menangkap esensi gerak penari Jawa dan Bali serta aktivitas keseharian dalam karyanya. Ia tidak hanya menggambarkan gerakan fisik, tetapi juga nilai filosofis, budaya, dan tradisi yang terkandung di dalamnya. Meskipun cenderung realis, goresan liar dan ekspresif dalam lukisannya memberikan nuansa vitalitas dan dinamika kehidupan.
Pameran “Colors of Life” menunjukkan bagaimana warna, dalam berbagai interpretasi dan teknik, dapat menjadi media yang kaya untuk mengeksplorasi pengalaman hidup manusia dan merefleksikan keindahan dunia di sekeliling kita.
Sumber : https://ketiketik.com/naluri-warna-melihat-pameran-colors-of-life/