Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Indonesia Tanpa Gelar di Indonesia Masters 2025

37
×

Indonesia Tanpa Gelar di Indonesia Masters 2025

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Indonesia gagal meraih gelar juara pada Indonesia Masters 2025 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta. Dua wakil Indonesia yang melaju ke final, Jonatan Christie dan pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, harus mengakui kekalahan. Jonatan Christie, meskipun sempat unggul di set pertama, akhirnya takluk dari Kunlavut Vitidsarn dari Thailand. Sementara itu, Fajar/Rian dikalahkan pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Tee Kai Wun dengan skor 11-21, 19-21.

Fajar/Rian memulai pertandingan dengan kurang baik, kalah telak di set pertama. Meskipun sempat memberikan perlawanan sengit di set kedua dan menyamakan kedudukan 18-18, mereka akhirnya harus menyerah pada momen krusial. Kekalahan ini membuat Indonesia pulang tanpa gelar di turnamen kandang mereka sendiri.

Example 300x600

Kegagalan Jonatan Christie juga menambah catatan pahit bagi Indonesia. Meskipun telah bertemu Kunlavut Vitidsarn sebanyak sepuluh kali sebelumnya dengan tujuh kemenangan, kali ini Kunlavut berhasil keluar sebagai pemenang.

Indonesia Masters 2025 menjadi turnamen yang mengecewakan bagi tuan rumah, dengan kedua wakil di final harus mengakui keunggulan lawan dari luar negeri.

Sumber Artikel : https://www.bola.com/ragam/read/5896554/hasil-final-indonesia-masters-2025-gagal-selamatkan-muka-tuan-rumah-fajar-rian-takluk-dari-ganda-putra-malaysia.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Pringsewu ,Retorikalampung.com – Puluhan warga dan emak-emak di RT 06 dan RT 07 Lingkungan IV, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu geruduk rumah indekos yang diduga menjadi tempat melepas syahwat. Aksi damai para warga dengan memasang banner berisi tulisan “menolak adanya prostitusi berkedok kos-kosan” ini, lantaran mereka merasa “geram” dengan aktifitas keluar dan masuk…